Setiap tahun lebih dari 500.000 pasien luar negeri berobat ke Malaysia dan 56 persen diantaranya berasal dari Indonesia.
Akhir pekan kemarin, saya dan teman-teman sedang melakukan gathering di
suatu tempat. Kami berbincang mengenai banyak hal terutama terkait
dengan tenaga kesehatan, dan tiba-tiba salah seorang teman saya
mulai curhat (curahan hati) tentang pelayanan yang pernah
diberikan oleh tenaga kesehatan (Dokter) di kotanya yaitu Medan.
Suatu ketika dia mengalami sakit mata, dimana pada bola matanya
terlihat seperti ada bercak putih yang menyebabkan penglihatannya
terganggu. Sesegera mungkin dia pun berobat ke Rumah Sakit X. Rumah
Sakit (RS) tersebut merupakan RS swasta khusus mata dan
menurutnya RS tersebut merupakan RS ternama di kotanya. Setelah
diperiksa, dokternya mengatakan "kemungkinan gejalanya ini katarak",
untuk mengobatinya dia diberikan pil dan obat tetes mata dengan
total biaya kurang lebih sebesar 500 ribu.
Seminggu kemudian bukannya membaik malah matanya
semakin sakit dan memerah. Dia kemudian pergi ke RS lain dan lagi-lagi
RS tersebut RS swasta. Beda halnya dengan dokter sebelumnya dokter di RS
tersebut mengatakan "terjadi peradangan jadi perlu dilakukan operasi".
Bukannya setuju dia menolaknya, dia memilih berobat ke RS umum
pemerintah. Ketika berobat ke RS tersebut hasilnya pun sama saja bahkan
dokternya bingung dan balik bertanya "Apa ini?!".
Tidak puas dengan semua hasil diagnosis yang dia terima, dia memutuskan
untuk berangkat ke Malaysia untuk melakukan pengobatan
terakhir. Dia pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya, bahkan
kemungkinan paling besar menurutnya adalah mengalami
kebutaan, dikarenakan matanya yang sudah semakin parah.
Beberapa minggu setelahnya, dia menemui dokter di RS X di Malaysia dan
menyatakan keluhannya. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan dan
setelah diperiksa dokternya hanya mengatakan "OH..ini..",
kemudian dengan cepat dokter itu melakukan operasi kecil langsung pada
hari itu. Dokter itu mengambil sesuatu di bola matanya dan
seketika bercak putih yang terlihat sebelumnya pun tidak ada lagi. Tidak
hanya bercaknya yang hilang tapi rasa sakit di matanya pun semakin
membaik. Ternyata bercak putih itu merupakan benda kecil halus yang
menjadi sangat lengket di bola matanya sehingga menghalangi
pandangannya. Setelah selesai melakukan semua pemeriksaan dia kemudain
mengambil obat berdasarkan resep dokter dan biaya yang dia keluarkan
semuanya tidak lebih dari 100 ribu rupiah.
Menurutnya selama pelayanan di RS di Malaysia tersebut dia merasa
lebih puas, dengan bukti dari hasil yang diterimanya hanya
sehari berobat.
Karena permasalahan salah diagnosis tersebut dan pelayanan RS yang tidak
memuaskan dia memutuskan untuk berobat di Malaysia. Dia mengatakan jika
suatu hari dia atau anggota keluarganya ada yang sakit, mereka lebih
memilih untuk berobat di luar negeri.
Artikel terkait:
http://kapdam.blogspot.co.id/2015/01/mengapa-orang-indonesia-berobat-ke-luar.html#.VhccgeIQubM
http://sinarharapan.co/news/read/32998/mengapa-orang-indonesia-suka-berobat-ke-malaysia-